Oleh Izabel Felisha Soesatya/XII IPS 2/18
Faktor penyebab terjadinya penyelundupan barang berteknologi di Indonesia adalah kualitas barang teknologi seperti HP, laptop, dan tablet dari luar negeri yang lebih baik, lebih bervariasi dalam desain, serta memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan barang sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Salah satu negara yang sering menjadi sumber impor ilegal adalah Tiongkok. Hal ini tentu mendorong orang-orang untuk menggunakan barang-barang dari luar negeri, meskipun tanpa melewati jalur resmi. Dalam hal ini, keterbatasan produksi barang teknologi di dalam negeri serta tingginya biaya bea cukai juga mendorong para distributor untuk menyelundupkan barang-barang tersebut agar dapat dijual dengan harga lebih murah. Faktor lainnya adalah karena masih banyak celah di sektor kepabeanan yang memungkinkan penyelundupan melalui jalur laut, udara, dan darat, baik melalui jalur resmi maupun tidak resmi. Salah satu indikator utama dari maraknya penyelundupan ini adalah semakin berkurangnya pendapatan negara akibat menurunnya penerimaan pajak dari sektor perdagangan. Selain itu, maraknya barang selundupan juga mencerminkan lemahnya sistem proteksi pajak negara dibandingkan dengan negara lain. Salah satu indikatornya adalah banyaknya barang asing yang masuk ke Indonesia, khususnya barang teknologi dari Tiongkok, yang dijual dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan produk-produk buatan dalam negeri.Tindakan ini tentu memberikan dampak negatif bagi perekonomian negara Indonesia. Salah satu dampak utamanya adalah hilangnya pendapatan pajak dari barang yang tidak melalui jalur resmi. Jika pajak negara berkurang, otomatis fasilitas umum tidak dapat dinikmati oleh masyarakat, seperti pembangunan rumah sakit, transportasi umum, dan infrastruktur lainnya. Selain itu, maraknya barang selundupan juga dapat merugikan produsen dalam negeri yang menghasilkan barang sejenis. Produk-produk yang resmi diproduksi di dalam negeri menjadi kalah saing akibat perbedaan harga yang signifikan. Hal ini berpotensi menghambat pertumbuhan industri lokal dan berujung pada penurunan jumlah tenaga kerja di sektor produksi teknologi.Dari segi keamanan, penggunaan barang selundupan juga membawa risiko tersendiri. Sebagai contoh, HP atau laptop hasil penyelundupan tidak terjamin kualitas dan keamanannya. Barang-barang tersebut bisa saja digunakan untuk tindakan kriminal, seperti penyebaran teknologi yang membahayakan atau penyadapan data pribadi pengguna. Selain itu, dalam era digital yang semakin berkembang, alat-alat elektronik dapat menjadi sarana bagi pelaku kejahatan untuk melakukan tindakan ilegal. Penyebaran malware, kebocoran data pribadi, dan pencurian identitas bisa saja terjadi melalui perangkat ilegal yang telah dipasangi perangkat lunak berbahaya. Hal ini tentu merugikan masyarakat yang tidak menyadari risiko di balik penggunaan barang ilegal tersebut.Kasus penyelundupan barang elektronik masih sering terjadi di Indonesia. Sebagai contoh, baru-baru ini tim gabungan dari TNI, Polri, dan bea cukai berhasil menangkap sindikat penyelundupan barang elektronik, seperti HP, tablet, dan laptop. Dalam operasi tersebut, ditemukan sebanyak 3 boks besar yang berisi puluhan ribu unit alat elektronik dengan total kerugian negara mencapai 61,86 miliar rupiah. Barang-barang selundupan tersebut ditemukan di dalam kapal berkecepatan tinggi yang berusaha melarikan diri di perairan Banten. Dalam proses pengejaran, enam orang tersangka berhasil diamankan, sementara beberapa lainnya melarikan diri.Penyelundupan barang berteknologi tinggi memberikan dampak negatif yang luas, baik terhadap perekonomian negara, industri dalam negeri, maupun keamanan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan langkah tegas dari pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dan memperketat regulasi terhadap peredaran barang ilegal di Indonesia. Masyarakat juga perlu lebih bijak dalam memilih produk, dengan memastikan bahwa barang yang dibeli telah memenuhi standar resmi agar tidak mendukung praktik ilegal yang merugikan negara.
0 Comments