oleh : Isabella Fanny Sinatra/17 & Izabel Felisha Soesatya/18. Film Thailand “How to Make Millions Before Grandma Dies” kini tengah tayang di bioskop Indonesia. Dalam genre drama, film ini menceritakan kisah mengharukan seorang cucu dan neneknya yang sekarat. Disutradarai oleh Pat Boonnithipat, film ini akan tayang di bioskop mulai 15 Mei 2024. “How to Make Millions Before Grandma Dies” sendiri didasarkan pada pengalaman nyata berbagai keluarga. Film “How to Make Millions Before Grandma Dies” menceritakan kisah mengharukan tentang hubungan keluarga. Kisah film ini berkisar pada seorang pemuda bernama M. Dia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya untuk merawat neneknya, Amah, yang menderita kanker. Namun perhatian M terhadap Amah bukanlah perhatian karena cinta. Namun, kami akan bekerja keras untuk mengamankan warisan Amah. Didorong oleh keinginan untuk mewarisi jutaan dolar, M melepaskan mimpinya untuk menjadi komentator pertandingan. Dia kemudian kembali ke rumah untuk merawat neneknya yang sakit parah. Namun menenangkan hati seorang Amah bukanlah hal yang mudah. Amah adalah wanita kuat yang sulit dikalahkan. Dia orang yang banyak menuntut dan sulit untuk dipuaskan. Ternyata M bukan satu-satunya yang mengincar warisan Amah, dan masalah lain pun muncul. Terlebih lagi, M terjebak dalam persaingan yang kompleks. Dia harus berusaha sekuat tenaga untuk menjadi kesayangan Amah sebelum waktunya habis. M bertekad untuk menuntut warisan yang Ia yakini dapat mengubah
hidupnya. Film ini menggambarkan kompleksitas kehidupan keluarga Amah, anak-anak dan
cucu-cucu mereka, melalui pengorbanan yang mereka lakukan dan kebahagiaan yang mereka coba capai. Keuntungan finansial dan cinta keluarga sejati dipertaruhkan dalam film ini.
Dari film ini, penonton dapat mengamati bahwa karya ini mengangkat tema yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari, di mana banyak individu masih berusaha mengejar kekayaan.
Penampilan para aktor sangat mengesankan dan menarik perhatian. Mereka berhasil mengekspresikan berbagai emosi dengan cara yang mendalam dan menyentuh. Penonton dapat merasakan kesedihan dan kebahagiaan karakter melalui ekspresi wajah serta interaksi di antara mereka, sehingga film ini mampu menciptakan momen-momen emosional yang kuat. Selain sisi haru, film ini juga menyajikan humor yang seimbang. Momen-momen lucu muncul di tengah
situasi emosional sehingga menciptakan variasi suasana hati penonton. Jika diperhatikan, karya
sinematik ini memberikan gambaran kehidupan sehari-hari yang sederhana dan alami. Pengambilan gambar yang tidak berlebihan membuat penonton lebih mudah memahami alur cerita yang disajikan. Film ini memilih untuk mengangkat aspek dramatis dari situasi yang dihadapi. Dari kedekatan kita dengan isu yang diangkat, penonton dapat merasakan emosi yang mendalam terutama karena banyak dari kita memiliki nenek atau kakek yang tampak kuat meskipun hidup sendiri. Namun, film ini mengungkapkan kenyataan bahwa mereka sebenarnya mengalami kesepian. Penekanan film ini adalah bahwa keluarga merupakan hal terpenting dalam hidup. Momen-momen yang dihabiskan bersama orang-orang tercinta jauh lebih berarti dibandingkan dengan kekayaan materi. Melalui hubungan antara M dan neneknya, Amah, penonton diajak untuk menyadari bahwa kasih sayang dan pengorbanan Amah kepada M adalah bentuk cinta yang tulus, meskipun dia menyadari bahwa waktu mereka bersama semakin terbatas. Ini menggambarkan
bahwa cinta sejati tidak bergantung pada hal-hal materi, melainkan pada komitmen dan perhatian
yang tulus. Perhatian adalah warisan terbesar yang dapat diberikan, jauh lebih berharga daripada harta benda. Film ini mengingatkan kita untuk menghargai setiap momen yang dihabiskan dengan keluarga. Waktu tidak dapat diulang, dan setiap detik yang berharga harus dimanfaatkan untuk menciptakan kenangan indah bersama orang-orang terkasih. Melalui perjalanan emosional M, film ini menyoroti pentingnya memaafkan kesalahan di masa lalu dan membuka diri untuk hubungan yang lebih baik di masa depan. Ini adalah pengingat bahwa hidup terlalu singkat untuk menyimpan rasa dendam. Beberapa aspek yang tampak kurang dari film ini adalah alur ceritanya yang terasa klise dan
mudah diprediksi. Perubahan karakter M dari sosok yang egois menjadi penuh kasih sayang
merupakan tema yang sering dijumpai dalam banyak film, sehingga dapat mengurangi rasa ingin tahu penonton. Terdapat pula bagian-bagian dalam film di mana alur cerita berjalan lambat dan beberapa adegan tampak tidak diperlukan. Sebagai contoh, momen ketika M berpindah ke rumah neneknya sebaiknya dipersingkat untuk menjaga ketegangan cerita. Hal ini berpotensi membuat penonton kehilangan fokus pada inti dari cerita. Film “How to Make Millions Before Grandma Dies” merupakan pilihan yang sangat baik bagi para penggemar drama keluarga yang emosional karena pengalaman menonton yang mendalam dengan tema yang kuat mengenai hubungan antar anggota keluarga dan pengorbanan. Dikenal karena penampilan akting yang luar biasa dari Billkin Putthipong dan Usha Seamkhum, film ini berhasil menggambarkan interaksi antara cucu dan nenek dengan sangat baik. Meskipun menyampaikan pesan moral yang signifikan tentang pentingnya menghargai waktu bersama orang-orang tercinta dan nilai kasih sayang di atas hal-hal materi, beberapa kritikus mengamati bahwa alur cerita terasa klise dan dapat diprediksi, serta beberapa adegan mungkin terasa berlarut-larut. Selain itu, film ini juga mengangkat isu kesehatan serius seperti kanker tanpa memberikan penjelasan medis yang memadai. Meskipun demikian, “How to Make Millions Before Grandma Dies” tetap menjadi tontonan yang berharga bagi mereka yang mencari kisah keluarga yang bermakna, menghibur, dan mengajak penonton untuk merenungkan nilai-nilai penting dalam
hubungan keluarga.
Kritik Karya Sastra
Emily Hartono/XII IPS 2/11 dan Felicya Lay/XII IPS 2/12 Moana 2 (film) IdentitasTanggal rilis: 27 November 2024Durasi: 100 menitPerusahaan produksi: Walt Disney Animation StudiosSutradara: David Derrick Jr., Jason Hand, dan Dana Ledoux MillerProduser: Christina Chen Read more…
0 Comments