
Oleh: Sonia Heidi Darmawan/XII IPS 2/33 dan Tiffanny Kaware /XII IPS 2/34
Karya: Seorang Laki-laki yang Keluar dari Rumah
Identitas karya:
- Penulis: Puthut Ea
- Jumlah halaman: 342 halaman
- Penerbit: Buku Mojok
- Genre: Fiksi
Karya ini sangat mendalam dan puitis, mengisahkan perjuangan seorang pria yang meninggalkan rumah dan kehidupannya yang lama. Karya ini berfokus pada perjalanan tokoh utama yang mencari makna hidup di luar rutinitas yang telah menahannya. Cerita dimulai dengan rasa jenuh dengan kehidupannya di rumah. Tokoh merasa bahwa disekitarnya mengalami kehilangan arti, dan rutinitas sehari-hari telah membuatnya terjebak dalam kehidupan yang monoton. Dalam pencariannya untuk menemukan hal baru, ia meninggalkan rumah, dalam arti yang lebih dalam, sebuah simbol dari pencarian jati diri dan kebebasan.
Buku ini kaya akan refleksi filosofis dan sering kali menggunakan bahasa yang puitis untuk menggambarkan perasaan dan pikiran tokoh utama. Setiap langkah dalam perjalanan pria tersebut bukan hanya tentang fisik yang bergerak, tetapi juga tentang perubahan dalam cara pandang dan cara berpikirnya terhadap kehidupan.
Lapak sastra Indonesia telah diwarnai berbagai karya yang memiliki kekhasannya masing-masing. Di tengah berbagai karya sastra baru yang bermunculan, buku “Seorang Laki-laki yang Keluar dari Rumah” merupakan hembusan angin segar bagi skenario sastra fiksi Indonesia. Dirilis pada Agustus 2017, buku ini memberikan kekhasannya sendiri melalui gaya penulisan yang sangat unik. Alih-alih menggunakan narasi penulisan pada umumnya, Puthut Ea menuliskan novel ini sehingga dapat dibaca dari setiap bab bernomor ganjil sampai tuntas baru kemudian bab genap atau dibaca sebagaimana lazimnya, dari awal sampai akhir
Buku yang tulis oleh Puthut Ea memiliki beberapa aspek unik. Puthut terkenal dengan gaya penulisannya yang berbeda. Karya ini ia bagi ke-2 bagian yaitu bagian ganjil dan genap. Hal ini dapat menarik perhatian pembaca dengan dua sudut pandang yang saling mengikat. Tema yang digunakannya juga sangat dalam tentang pencarian jati diri dan kebebasan. Bahasa puitis yang digunakan Puthut berhasil menggambarkan perasaan tokoh utama, pembaca dapat merasakan ketegangan batin dan perjuangan tokoh tersebut saat berusaha menemukan siapa dirinya dan apa tujuan hidupnya. Buku ini dapat menjadi dorongan bagi seorang yang kebingungan dengan tujuan hidupnya.
Di sisi lain, “Seorang Laki-laki yang Keluar dari Rumah” menuai komentar negatif karena gaya penulisannya yang dianggap membingungkan. Penulisan kisah melalui cara yang tidak lazim dari Puthut Ea ini dapat dinilai membuat narasi dari kisah tidak jelas. Jika kita membaca kisah Bumi dan Putut sebagaimana disarankan penulis, menyelesaikan bab ganjil terlebih dahulu sebelum memulai bab genap, narasi yang dikisahkan dapat diketahui dengan mudah dan jelas. Tetapi, jika pembaca menyelesaikan kisahnya dari awal sampai akhir, alur berubah menjadi membingungkan dan bahkan memusingkan. Hal ini terutama karena penokohan tokoh “Aku” dalam bab ganjil serta penokohan tokoh dalam bab genap menggunakan 2 metode yang berbeda, sehingga alur terasa “zig-zag” dan tidak mudah dipahami.
Orson Scott Card, menyatakan, “Fiksi adalah tentang karakter, dan karakter adalah tentang pilihan. Pilihan karakter menciptakan konflik”. Dalam penulisan “Seorang Laki-laki yang Keluar dari Rumah”, penggunaan gaya penulisan yang berbeda membuat setiap tokoh kurang dapat dikembangkan secara optimal. Penulisan kisah dalam “Seorang Laki-laki yang Keluar dari Rumah” juga seringkali bertele-tele karena penggunaan bahasa berbelit-belit. Dimana kisah yang seharusnya dapat diceritakan dalam bahasa yang lebih sederhana terlalu dibuat rumit. Hal ini menambah kesan membingungkan dari novel. Penulis dapat lebih memaksimalkan kisah yang sudah menarik, dengan menggunakan gaya penulisan yang lebih “to the point” sehingga pesan yang diberikan dapat tersampaikan dengan tepat.
0 Comments