Jennifer Liemena (XII IPS 2/21) dan Joanmarie Flo (XII IPS 2/22)

Film “Frozen” karya dari Chris Buck dan Jennifer Lee, yang diterbitkan pada tahun 2013 oleh Walt Disney Animation Studio, mengisahkan seorang putri pemberani bernama Anna yang berpetualang dalam menemukan saudara perempuannya Elsa yang terasing akibat kekuatan esnya secara tidak sengaja telah menjebak kerajaan mereka di musim dingin yang abadi. Dalam tulisan ini, saya akan mengevaluasi beberapa aspek penting dari film ini, termasuk tema, musik, karakter, dan alur cerita. 

Film ini mengangkat tema persaudaraan antara dua saudari, Elsa dan Anna. Dengan konsep bahwa ikatan keluarga bisa menjadi kekuatan yang lebih besar dari segala hal, termasuk ketakutan dan kesulitan pribadi yang dicerminkan dari dua sudut pandang karakter. Elsa, sebagai seorang ratu Kerajaan Arendelle, dan Anna, sebagai adik perempuannya. Cinta antara saudara perempuan ini menjadi kekuatan yang menyelamatkan mereka dan kerajaan mereka. Dengan pesan moral yang universal dan mudah diterima oleh penonton dari segala usia, karena cinta keluarga adalah tema yang lebih luas dan relevan dalam kehidupan sehari-hari. Musik dan lagu yang disusun secara apik juga turut menambah daya tarik pada film ini. Melalui penambahan aspek musikal berupa sang tokoh menyanyikan lagu yang disesuaikan dengan latar suasana adegan. Salah satu adegan paling terkenal dari film Frozen ini adalah ketika Elsa membangun istana es dengan menyanyikan lagu “Let It Go”. Tak hanya itu, penonton akan menjumpai adegan musikal hampir di sepanjang film untuk membangun suasana peristiwa yang terjadi tiap adegan.

Karakter-karakter dalam film ini memiliki konflik batin yang berbeda. Elsa, sebagai karakter yang menyembunyikan kekuatannya, mewakili perjuangan banyak orang dalam menerima diri mereka yang sebenarnya. Setelah Elsa melarikan diri ke puncak gunung dan memicu musim dingin abadi, Anna merasa itu adalah tanggung jawabnya untuk mencari Elsa dan membawanya kembali ke Arendelle. Di sinilah muncul konflik batin, dimana Anna harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dia telah kehilangan hubungan yang begitu penting dengan kakaknya dan berusaha untuk memperbaikinya. Anna merasa takut bahwa dia mungkin tidak bisa menyembuhkan luka emosional yang ada di antara mereka, dan dia juga takut akan kehilangan Elsa selamanya. Meskipun Elsa dan Anna memiliki kepribadian yang sangat berbeda, namun keduanya saling melengkapi. Elsa sebagai karakter yang lebih tertutup dan Anna sebagai karakter yang ceria menciptakan dinamika yang menarik. Bahkan karakter pendukung seperti Olaf dan Kristoff juga berhasil memberikan warna pada cerita. 

Alur cerita mencapai klimaks yang mengharukan dalam pengorbanan Anna untuk menyelamatkan Elsa. Momen ini menekankan bahwa cinta bukan hanya tentang menerima, tetapi juga berkorban demi orang yang kita cintai. Meskipun ada sebagian penggunaan alur terbilang cukup cepat, karena dari awal film ini, Elsa diceritakan sudah memiliki kekuatan magis tanpa digambarkan dari mana ia mendapatkan kekuatan tersebut. 


Secara keseluruhan, “Frozen” merupakan film animasi yang sangat menonjolkan suasana musim dingin dengan penggambaran visual dan karakter tokoh yang menakjubkan. Membuat penonton berimajinasi seakan terbawa ke dunia fantasi. Adapun berbagai pesan moral yang disampaikan mengenai ikatan persaudaraan, penerimaan diri, serta keberanian untuk berkorban demi orang-orang yang kita kasihi. Meskipun ada suatu kelemahan dalam hal prediktabilitas alur, film ini tetap berhasil menciptakan pengalaman yang menyentuh dan memberi kesan mendalam, terutama bagi penonton yang menyukai cerita dengan sentuhan emosi yang kuat.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *