Hari ini adalah hari pertama saya mengikuti latihan uprak. Sore itu, saya dan teman-teman pergi ke Marvell City untuk latihan koreografi. Awalnya, saya merasa skeptis apakah saya bisa menghafalkan gerakan-gerakan koreo yang terlihat begitu rumit dan cepat. Namun, atmosfer sore itu ternyata cukup serius—Saya jadi terbawa suasana untuk ikut berlatih dengan sungguh-sungguh.

Sepulang sekolah, saya sempat kembali ke kos untuk mandi dan makan. Latihan dijadwalkan mulai pukul 14.35, tetapi saya baru berangkat sekitar pukul 14.50. Jujur saya khawatir akan dimarahi karena datang terlambat. Namun, saat saya datang ternyata latihan belum dimulai (sungguh kabar baik bagi saya).

Latihan sore itu dipimpin oleh Whitney, Ocha, dan Jansen. Awalnya, suasana latihan terasa canggung, mungkin karena kami semua belum terlalu terbiasa. Tapi, setelah sekitar 15 menit, rasa canggung itu pun hilang. Meskipun suasana latihan sore itu cukup serius, teman-teman ternyata tetap sempat bercanda. Biasanya ketika teman-teman bercanda mereka menjadi kurang fokus, namun sore itu mereka tetap fokus terhadap gerakan-gerakan koreo yang harus dipelajari.

Saya percaya bahwa XII IPS 2 dakan menampilkan drama yang hadiluhung. Kelas kami sering dikritik tidak kompak, terpecah belah, dll—bahkan ada yang memprediksi uprak kami akan gagal total. I hope these believe ceased to exist. Dalam buku sosiologi dan sejarah disebutkan bahwa salah satu faktor pendukung integrasi adalah adanya tantangan bersama. Sepertinya Uprak akan menjadi tantangan yang akhirnya mempersatukan kelas XII IPS 2.

Categories: UPRAK

Nicholas Ian Tjahyono

自强不息

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *